Dalam rangka melestarikan tradisi yang diwariskan leluhur nenek moyang jaman dulu, maka masyarakat adat Ketemenggungan Siyai melakukan upacara adat. Upacara adat yang diberi nama "Upacara Adat Bahajat Ngeniat" dilaksanakan di Balai Keramat Batu Betanam.
Mengapa di Batu Betanam? Balai Keramat Batu Betanam merupakan salah satu balai/tempat dianggap keramat/mali oleh masyarakat adat ketemenggungan Siyai. Berdasarkan penuturan tetua adat yang sekarang masih hidup, batu betanam adalah batu-batu yang ditanam oleh para leluhur yang pada zaman itu berperang melawan musuh. Perang dilakukan adalah untuk berebut wilayah adat. Sehingga ditampat ini banyak korban yang berguguran, dan dianggap keramat/mali.
Upacara adat bahajat ngeniat sendiri dimaksudkan untuk meminta pertolongan, bantuan pada leluhur yang ada di batu betanam agar diberi rejeki, kesejahteraan dan kedamaian bagi masyarakat adat Siyai dalam menjalankan kehidupan sehari. Selain itu, sebagai sarana pengikat bagai masyarakat adat Siyai dan masyarakat adat lainnya dalam berjuang mempertahankan wilayah adatnya. Dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah masyarakat adat ingin menunjukan bahwa mereka masih tetap melestarikan tradisi ritual adat, adat istiadat dan tetap taat pada aturan adat.
Tradisi-tradisi dan aturan adat ini tetap dipatuhi dan dipelihara baik dalam hubungan dengan sesama maupun hubungan dengan alam di sekitarnya. Pengelolaan-pengelolaan alam oleh masyarakat adat tetap memperhatikan aturan adat yang sejak dulu mereka patuhi dan hormati. Inilah bentuk konkrit masyarakat adat menunjukan identitasnya sebagai masyarakat adat yang mampu mengelola dan menjaga kelestarian alam, tempat keramat dan lain sebagainya.